Sedih : Mematikan Hati
Hari itu aku dengan penuh semangat giat belajar, mengikuti tes yang bikin puyeng, berdoa sekuat tenaga. Lantas kemarin aku tahu, aku sudah gagal. Aku kalah dari mereka. Dan hari ini aku menyadari satu hal: aku akan mencari jalan ke luar.
Temanku yang hebat berkata. "Tahun depan hancurkan." Ada juga yang berkata "Masih banyak kesempatan." Pula ada yang berkata "Tetap semangat, pantang mundur." Lalu kakaku yang tegar berkata padaku. "Jangan larut dalam sedih, itu akan menutup mata hatimu." Sedangkan saudaraku yang lain berkata. "Itu belum seberapa. Masih banyak yang lebih parah dari ini."
Aku tahu, kemarin aku gagal untuk mengatakan pada mereka cara bangkit dari kegagalan. Untuk menunjukkan pada mereka perlunya stategi untuk tetap bertempur. Aku sadar sepenuhnya akan hal itu. Aku jadi teringat kata dosen dramaku. "Jangan cengeng. Kehidupan tidak akan lemah padamu." Rasanya itu memang benar. Maka hari ini aku bangkit. Aku menyiapkan stategi. Aku terus belajar. Sampai bertemu tahun depan.
29 Desember 2010/ 9:40 PM
Kartika Hidayati
Temanku yang hebat berkata. "Tahun depan hancurkan." Ada juga yang berkata "Masih banyak kesempatan." Pula ada yang berkata "Tetap semangat, pantang mundur." Lalu kakaku yang tegar berkata padaku. "Jangan larut dalam sedih, itu akan menutup mata hatimu." Sedangkan saudaraku yang lain berkata. "Itu belum seberapa. Masih banyak yang lebih parah dari ini."
Aku tahu, kemarin aku gagal untuk mengatakan pada mereka cara bangkit dari kegagalan. Untuk menunjukkan pada mereka perlunya stategi untuk tetap bertempur. Aku sadar sepenuhnya akan hal itu. Aku jadi teringat kata dosen dramaku. "Jangan cengeng. Kehidupan tidak akan lemah padamu." Rasanya itu memang benar. Maka hari ini aku bangkit. Aku menyiapkan stategi. Aku terus belajar. Sampai bertemu tahun depan.
29 Desember 2010/ 9:40 PM
Kartika Hidayati
Belum ada Komentar untuk "Sedih : Mematikan Hati"
Posting Komentar