Pemenang LCR I Writing Revolution
Seperti yang pernah kutuliskan dalam cerpen karyaku, "kegagalan tak merenggut apa pun." Ya. Tak menjadi juara tak akan menyurutkanku. Sama seperti dulu-dulu. Aku sudah terbiasa. Terpentinglah adalah terus melaju. Belajar, berkarya. Belajar, berkarya.
Satu cerpenku "Langit" masuk nominasi Lomba Cerpen Remaja (LCR) I Writing Revolution. Inilah yang patut aku syukuri. Selamat bagi semua pemenang dan para nominator.
__________________________________________________
Oleh Joni Lis Efendi
Setelah melalui tahap seleksi yang ketat mulai dari Januari sampai Mei 2011. Didapatkan 30 Nominator Lomba Cerpen Remaja (LCR) I, yang nama-namanya bisa dilihat di bagian bawah pengumuman ini.
Selanjutnya, 30 nominasi cerpen terpilih dan terseleksi itu d...inilai lagi untuk menentukan 3 Pemenang utama yang berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan, sertifikat dan buku pemenang LCR I.
Adapun pemenang Lomba Cerpen Remaja I Writing Revolution adalah:
Juara I: Wajah-Wajah Kayu Bapak, cerpen Silananda (WR 01)
Juara II: Setelah Sepuluh Tahun Bercinta dengan Puisi, cerpen Fatih Muftih (WR 04)
Juara III: Ontel, cerpen Zee Zahrotusti'anah (WR 01)
Dewan Juri mempertimbangkan beberapa hal mengapa ketiga cerpen ini berhak mendapat penghargaan sebagai juara.
Cerpen Wajah-Wajah Kayu Bapak
Cerpen ini mengangkat tema yang unik dan khas, tentang budaya leluhur lebih khususnya Tarian Topeng Malangan, khas Malang. Konflik yang terjalin apik dengan ketegangan yang dibangun rapi dari kalimat pertama sampai ending. Menggunakan pendekatan antiklimaks tokoh yang menolak konflik (tokoh Bapak yang memaksakan diri dalam kondisi sakit parah tetap tampil menari topeng malangan malam itu). Akhir yang bisa ditebak, akhirnya si Bapak benar-benar meninggal (ending tragis).
Gaya bahasa yang enak, lincah dan penuh kejutan. Karakter tokoh yang konsisten dan pengikatan tema cerita yang taat asas dengan tema. Kekuatan tema, konflik dan teknik penulisan yang memikat menjadikan cerpen ini berhak menjadi juara pertama. Namun kelemahan terletak pada ending yang mudah ditebak dan masih belum luwes menjelaskan secara detail topeng malangan, pembaca masih harus membaca referensi tambahan untuk mengetahui tentang topeng malangan itu.
Cerpen Setelah Sepuluh Tahun Bercinta dengan Puisi
Cerpen ini mengangkat tema yang berbeda dan di dunia yang nyaris sepi peminat, apalagi kalau bukan tentang puisi. Dimulai dari keyakinan dan kesungguhan si aku untuk belajar membaca puisi kepada sang gurunya, itupun dari ajakan sang guru kepada siswa-siswa satu sekolah untuk mengikuti lomba baca puisi sekota mereka. Namun hanya si "aku" yang berani menjawab tantangan itu dan tentunya lengkap dengan berbagai "siksaan" untuk bisa membaca puisi yang layak untuk jadi juara.
Cerita berlanjut dan mengalir dengan lancar sampai ke ending dan si "aku" berhasil sekali lagi membuktikan sebagai pujangga muda yang berhasil juara tingkat nasional dan telah menerbitkan beberapa buku puisi setelah 10 tahun tamat dari SMA.
Gaya bercerita yang lancar, tema yang menarik dan pesan yang sampai kepada pembaca, bahwa kesungguhan dan kegigihan berlatih walau sampai berdarah-darah akan mendatangkan hasil yang terbaik.
Namun cerpen ini lemah dipenggarapan konflik, terlalu datar, karakter tokoh yang belum padu, dan ending yang sangat mudah ditebak. Sepertinya semua berjalan dengan baik dan sesuai dengan keinginan penulis sehingga terkesan perjuangan si "aku" merintis karir kepenulisannya seperti berkendara di jalan tol.
Cerpen Ontel
Sungguh, cerpen ini begitu unik. Waktu seleksi bulanan tidak begitu dilirik. Namun justru pada penilaian final menyodok mengalahkan kandidat-kandidat lainnya. Sebuah pencapaian yang luar biasa.
Keunggulan cerpen ini adalah tentang keunikan ide cerita, alur cerpen mundur dan campuran, konflik yang dibangun dengan bagus lengkap ditaburi bumbu-bumbu ketegangan, serta yang menjadi kelebihan cerpen ini adalah kejutan di bagian endingnya. Serta pesan moral yang disampaikan dalam cerpen ini sangat mengena kepada pembaca, bahwa melestarikan budaya leluhur lebih berharga daripada tumpukan uang walau itu hanya sebuah ontel keluaran zaman Belanda.
Kelemahan cerpen ini terletak kepada ketidakkonsistenan tokoh cerita, perubahan sikap si "ayah" yang tiba-tiba berubah pikiran menjual ontel warisan buyut dari buyutnya itu, serta penggarapan tema yang belum maksimal.
Secara keseluruhan 30 nominasi LCR I sangat baik dan memikit walau ini ditulis oleh 90% penulis pemula, malahan yang baru pertama ikutan lomba cerpen. Keren. Sayangnya, 100% cerpen nominasi ini masih lemah di penulisan dan penggarapan ide yang belum utuh. Walau cerpen ini tetap mampu menitikkan airmata ketika membacanya.
Silakan tunggu lounching Antologi 30 Pemenang LCR I WR ini akhir bulan Juli ini.
Lampiran: 30 Nominasi Lomba Cerpen Remaja I Writing Revolution
Selanjutnya, 30 nominasi cerpen terpilih dan terseleksi itu d...inilai lagi untuk menentukan 3 Pemenang utama yang berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan, sertifikat dan buku pemenang LCR I.
Adapun pemenang Lomba Cerpen Remaja I Writing Revolution adalah:
Juara I: Wajah-Wajah Kayu Bapak, cerpen Silananda (WR 01)
Juara II: Setelah Sepuluh Tahun Bercinta dengan Puisi, cerpen Fatih Muftih (WR 04)
Juara III: Ontel, cerpen Zee Zahrotusti'anah (WR 01)
Dewan Juri mempertimbangkan beberapa hal mengapa ketiga cerpen ini berhak mendapat penghargaan sebagai juara.
Cerpen Wajah-Wajah Kayu Bapak
Cerpen ini mengangkat tema yang unik dan khas, tentang budaya leluhur lebih khususnya Tarian Topeng Malangan, khas Malang. Konflik yang terjalin apik dengan ketegangan yang dibangun rapi dari kalimat pertama sampai ending. Menggunakan pendekatan antiklimaks tokoh yang menolak konflik (tokoh Bapak yang memaksakan diri dalam kondisi sakit parah tetap tampil menari topeng malangan malam itu). Akhir yang bisa ditebak, akhirnya si Bapak benar-benar meninggal (ending tragis).
Gaya bahasa yang enak, lincah dan penuh kejutan. Karakter tokoh yang konsisten dan pengikatan tema cerita yang taat asas dengan tema. Kekuatan tema, konflik dan teknik penulisan yang memikat menjadikan cerpen ini berhak menjadi juara pertama. Namun kelemahan terletak pada ending yang mudah ditebak dan masih belum luwes menjelaskan secara detail topeng malangan, pembaca masih harus membaca referensi tambahan untuk mengetahui tentang topeng malangan itu.
Cerpen Setelah Sepuluh Tahun Bercinta dengan Puisi
Cerpen ini mengangkat tema yang berbeda dan di dunia yang nyaris sepi peminat, apalagi kalau bukan tentang puisi. Dimulai dari keyakinan dan kesungguhan si aku untuk belajar membaca puisi kepada sang gurunya, itupun dari ajakan sang guru kepada siswa-siswa satu sekolah untuk mengikuti lomba baca puisi sekota mereka. Namun hanya si "aku" yang berani menjawab tantangan itu dan tentunya lengkap dengan berbagai "siksaan" untuk bisa membaca puisi yang layak untuk jadi juara.
Cerita berlanjut dan mengalir dengan lancar sampai ke ending dan si "aku" berhasil sekali lagi membuktikan sebagai pujangga muda yang berhasil juara tingkat nasional dan telah menerbitkan beberapa buku puisi setelah 10 tahun tamat dari SMA.
Gaya bercerita yang lancar, tema yang menarik dan pesan yang sampai kepada pembaca, bahwa kesungguhan dan kegigihan berlatih walau sampai berdarah-darah akan mendatangkan hasil yang terbaik.
Namun cerpen ini lemah dipenggarapan konflik, terlalu datar, karakter tokoh yang belum padu, dan ending yang sangat mudah ditebak. Sepertinya semua berjalan dengan baik dan sesuai dengan keinginan penulis sehingga terkesan perjuangan si "aku" merintis karir kepenulisannya seperti berkendara di jalan tol.
Cerpen Ontel
Sungguh, cerpen ini begitu unik. Waktu seleksi bulanan tidak begitu dilirik. Namun justru pada penilaian final menyodok mengalahkan kandidat-kandidat lainnya. Sebuah pencapaian yang luar biasa.
Keunggulan cerpen ini adalah tentang keunikan ide cerita, alur cerpen mundur dan campuran, konflik yang dibangun dengan bagus lengkap ditaburi bumbu-bumbu ketegangan, serta yang menjadi kelebihan cerpen ini adalah kejutan di bagian endingnya. Serta pesan moral yang disampaikan dalam cerpen ini sangat mengena kepada pembaca, bahwa melestarikan budaya leluhur lebih berharga daripada tumpukan uang walau itu hanya sebuah ontel keluaran zaman Belanda.
Kelemahan cerpen ini terletak kepada ketidakkonsistenan tokoh cerita, perubahan sikap si "ayah" yang tiba-tiba berubah pikiran menjual ontel warisan buyut dari buyutnya itu, serta penggarapan tema yang belum maksimal.
Secara keseluruhan 30 nominasi LCR I sangat baik dan memikit walau ini ditulis oleh 90% penulis pemula, malahan yang baru pertama ikutan lomba cerpen. Keren. Sayangnya, 100% cerpen nominasi ini masih lemah di penulisan dan penggarapan ide yang belum utuh. Walau cerpen ini tetap mampu menitikkan airmata ketika membacanya.
Silakan tunggu lounching Antologi 30 Pemenang LCR I WR ini akhir bulan Juli ini.
Lampiran: 30 Nominasi Lomba Cerpen Remaja I Writing Revolution
- Delusi, cerpen Addien Sjafar Qurnia
- Eyang, Cerpen Sri Wahyuti
- Izinkan Aku, cerpen Mega Anindyawati
- Sang Pujangga, cerpen Fairuz El Najla
- Sebab Aku Istimewa, cerpen Yulina Trihaningsih
- Teruntuk Calon Anakku, cerpen Sandza
- Di Peron Ini, Aku Menunggumu, Muhammad Arif Budiman
- IP, cerpen Tiya Radam
- Kapan Indonesia Merdeka? cerpen Kikie Caprik
- Ontel, cerpen Zee Zahrotusti'anah
- Pesona Tandak, cerpen Cucun Naizari
- Songket Salma, cerpen Agrifina Helga Pratiwi
- Wajah-Wajah Kayu Bapak, cerpen Silananda
- Setelah Sepuluh Tahun Bercinta dengan Puisi, cerpen Fatih Muftih
- Semua untuk Ikhsan, cerpen Rik Sjp
- Tekad, cerpen Mardiana Kappara
- Sebuah Jawaban, cerpen Murhijriatul Muslim
- Elang, cerpen Thera Chibonk
- Ginjal Untuk Ibu, cerpen Putri Dwi Silvana
- Curang Masuk Jurang, cerpen Sugeng Sentoso
- Papiku Matahariku, cerpen Prima Sagit
- Amarah Ratna, cerpen Andri Surya Perman
- Cinta Raya, cerpen Ri Ramaya
- Ranjang Besi, cerpen Yazmin Aisyah
- Pahit cerpen Kinoy Raomi
- Lilin cerpen Bella Octaviana
- Langit cerpen Kartika Hidayati
- Darah Sejarah cerpen Yelfi Rahmi
- Pixel Kerinduan cerpen Phoenix Wibowo
- Maling cerpen Loli Febriyeni
Info lengkap LCR II sampai 31 Desember 2011 klik di sini:
http://menulisdahsyat.blogspot
Belum ada Komentar untuk "Pemenang LCR I Writing Revolution"
Posting Komentar