Selalu Saja Facebook
Aich...kenapa harus kau tulis di facebook? Itu kah yang membuat senang? Mungkin benar saat ini kau sangat bahagia. Lantas saat kau sedih pun kau tulis di Facebook. Atau mungkin saja aku yang tak baik hati. Aku yang tak suka dengan bahagiamu. Juga sedihmu. Ah, sepertinya memang benar aku yang tak baik. Aku yang tak baik menjadi kawanmu.
Tak ada kah seseorang untukmu berbagi? Atau seseorang yang bisa kau ajak mendengarkan bahagiamu. Kawan yang mau mendengarkan sedihmu. Menolong deritamu. Mengapa selalu saja facebook? Mungkin saja aku dan mereka tak suka ketika kamu senang. Mungkin juga aku dan mereka bahagia saat kau sedih. Tapi sungguh, telah kutepis semua itu. Telah lama perasaan itu kubakar hingga abu tertiup angin. Lantas mengapa kadang perasaan tak baik itu menerorku? Bisakah tak lagi menuliskannya di facebook?
Ah, sudahlah. Hiraukan saja sikap nglanturku. Aku hanya sedang tak punya tujuan. Maka kau yang kutimpali kesalku. Kumohon maafkan aku. Kau orang baik. Maka jangan simpan hilafku ini. Mungkin facebook adalah duniamu. Maka izinkan aku berkata padamu: ini duniaku.
Belum ada Komentar untuk "Selalu Saja Facebook"
Posting Komentar