Recent Posts

    Hujan Pun Reda


    Seperti kamu pernah menuliskan cerita “reda”. Pagi ini ketika tawa belum terkembang, aku ingin membagi hujan. Ingin membagi resah awan yang mengabu, ingin membagi rintik yang setia menemani daun. Kupikir hujan akan menjadi memori hati yang mengabadi, dalam masa, dalam pergantian tahun. Ini akan menjadi hal yang sesekali menyeruap. Kembali mengingatkan kita pada satu masa yang telah lalu.

    Kau masih ingat, tentang rintik itu? Tentang baris-baris hujan yang bernyanyi. Tentang nasi bakar yang dibayari. Tentang impian yang kita lukis di langit mendung. Bahwa kita mampu hidup bahagia. Kita akan melangit hingga langit ketujuh. Sementara kita masih saja menanyakan adakah kulminasi? Di mana akan kita jumpai titik tertinggi?


    Lantas kita saling membagi hati. Aku adalah sebelah sayapmu. Kamu adalah sebelah sayapku. Sepertinya ini akan menjadi dongeng sampai kita lusuh dan beruban. Menjadi nenek dengan banyak cucu. Lalu cerita kita, akan menjadi dongeng pengantar tidur yang mengalahkan kisah sepatu kaca. Maka, hari ini pun aku berkaca. Aku melihat ada hujan di mataku. Kurasa kamu pun demikian, pagi ini kamu menyimpan hujan dalam matamu. Sedang di sana ada kemarau yang membuat daun-daun kering. Lalu mampukah kita menjadi hujan untuk kering daun? Untuk rumput yang dahaga? Untuk telaga yang gersang? 

    Semalam kau berkabar musim semi yang menjadi cinta pertamamu. Yang kau bilang adalah mimpi sempurnamu, tidak menjadi musim dalam hidupmu. Aku tahu, hatimu terluka. Ada sesayat luka yang mengapung. Lalu, apakah hujan semakin membuatmu dingin? Membuat lukamu perih? Tidakkah kau coba berpikir? Bahwa di luar sana masih ada daun yang hijau, masih ada merah mawar, masih ada biru langit. Dan kalau kita sabar menunggu sebentar lagi, hujan pun reda. Dan kita bisa kembali berlari menemu cahaya. Tentang musim semi, kita akan menjemputnya. Segera. Allah yang akan  mengantarkannya untuk kita.
    Tegal, 6 November 2012

    6 Komentar untuk "Hujan Pun Reda"

    1. aaah selalu terpesona pada tulisanmu mbak

      BalasHapus
    2. Selalu jatuh cinta dg tulisanmu jg min

      BalasHapus
    3. kak tika...aku suka pemilihan kata2nya...semangat kakak... :)

      BalasHapus
    4. Makasih opi. Kamu jg semangat ya.

      BalasHapus
    5. iya kak, sesekali mampir ke blogku juga ya kak.hehe... http://tinkerbell-andstory.blogspot.com/

      BalasHapus
    6. aku naruh link ini ya, http://husenarifinmasterpiece.blogspot.com/2013/01/menjadi-indonesia-melalui-bank-mandiri_13.html

      BalasHapus

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel