Recent Posts

    Bersyukurlah Karena Kita Banyak Cinta

    Pagi sudah merekah. Selarit sinar telah menembus kisi-kisi jendela kamarku. Seperti pagi yang sudah-sudah aku harus segera bergegas. Menemui  mereka. Maka jalan raya yang bingar. Asap yang menyesap dan pekik yang klakson yang hingar. Sedetik membuatku kesal. Ah, aku tak suka jalan raya. Sungguh jangan meniruku. Hanya sekecil itu, membuatku sedikit keluh. Maki saja aku yang terlalu. 

    Mungkin ini yang disebut cinta. Bahwa cinta adalah pengorbanan. Ini akan menjadi yang terakhir. Itu tekadku pagi ini. Esok, dan esok lagi, aku tidak akan mengumpat di jalan. Membuang keluh yang harus segera disudahi. Membiarkan pagi dan cahayanya menerpaku. Menyadarkanku bahwa itulah cinta yang harus kusyukuri. Ya, aku punya banyak cinta.

    Lihatlah mereka yang tersenyum untukku. Lihat pula mereka yang menyapaku. Pula lihat mereka lebih dalam bahwa dalam kisruh dan acuh mereka, sebenarnya mereka mencari cinta. Tentu saja, cinta dari siapa saja. Dari orangtua, guru-guru, semesta, karena mereka butuh ilmu untuk meraih dunia. Semua. Semua yang hadir pagi ini. Mereka datang. Bersenyawa. Menyambutku. Dengan apa mereka hadir? Dengan cinta. Cinta yang Allah berikan. Untuk siapa? Untukku. Lantas, masikah pantas aku mengingkari? 

    Catatan pada pagi yang lembut

    Belum ada Komentar untuk "Bersyukurlah Karena Kita Banyak Cinta"

    Posting Komentar

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel