Recent Posts

    Denting yang Terlupa

    Pada sesap yang lenyap. Dulu. Dulu sekali. Kita berpura-pura. Pada segelas anggur yang beradu. Denting itu kita anggap hati. Melupakan pada sekali teguk. Lantas melawan tawa. Kembali memainkan peran masing-masing. Aku dan Kamu. Kita berpisah. Selamat jalan.

    Pagi ini sekali lagi. Kepada detik yang bermelodi. Jangan kembali. Datang hanya bayangan. Selintas lewat, lalu pergi. 

    Seperti pagi yang sudah-sudah. Aku selalu terkantuk di mobil. Macet, asap, lengking klakson tak sabaran, buat apa terbangun lalu hirau. Dan ketika tiba-tiba cahaya menembus kaca jendela mobil. Silau itu memaksaku kembali ke nyata. Inilah duniaku. Bukan duniamu. Bukan kita. Hanya aku dan kamu yang terpisah. Selamat jalan.


    Jangan pernah sungguh. Hadir dalam cahaya-cahaya itu. Aku ingin murni sinar itu. Sebelum aku dan kamu ada dalam kata. Biarkan. Biarlah seperti ini. Aku hidup dengan bongkahan cahaya-cahaya yang tak utuh. Jangan menarikku. Merampas dingin pada halimun di sekelilingku. Biarkan. Biarlah. Aku saja yang memantik api. Bukan kita.

    (Catatan tak penting di ruang buku yang sunyi ^_^)

    Belum ada Komentar untuk "Denting yang Terlupa"

    Posting Komentar

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel